| TEMPO.CO, Jakarta    - Kunjungan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ke Singapura pada pekan lalu    rupanya bukan hanya mempelajari proyek mass rapid transit (MRT). Di sana, dia    juga melihat kompleks permukiman terpadu, seperti di Bishan dan Ang Mo Kio,    di Singapura. Kedua permukiman itu dilengkapi    taman bernama Bishan Park, area hijau yang dimanfaatkan warga untuk    bersosialisasi, berolahraga, dan berbagai kegiatan lain di luar rumah.    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menerapkan konsep serupa di    berbagai kawasan yang padat penduduk. "Sejauh ini yang    paling memungkinkan untuk konsep itu adalah Marunda," kata Wakil    Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama seusai rapat pimpinan di Balai    Kota DKI Jakarta, Senin, 1 April 2013.  Pemerintah tak ingin lagi    membeli tanah dalam jumlah kecil, misalnya hanya 2 atau 3 hektare, lalu    dijadikan beberapa unit rusun. "Pak Gubernur maunya langsung beli    ratusan hektare, jadi bisa dibuat rusun, taman, macam-macam," Ahok    berujar. "Jadi orang yang tinggal di situ benar-benar mendapat suasana    baru, kerja juga dekat, tidak usah kena macet." Marunda dipilih karena    kawasan tersebut akan memiliki Kawasan Berikat Nusantara, Kawasan Ekonomi    Khusus, dan Pelabuhan New Tanjung Priok. Kawasan Berikat Nusantara saja    diperkirakan bisa menyerap sekitar 3.000 tenaga kerja. Kawasan itu juga sudah    memiliki beberapa rumah sakit, seperti RSUD Koja dan RS Duren Sawit.    "Bayangkan, kalau ratusan ribu masyarakat pindah ke sana, bisa    mengurangi macet berapa banyak," kata Ahok. Kawasan lain yang juga    potensial untuk dijadikan tempat hunian terpadu di antaranya Cakung dan    Cilincing, yang kini merupakan kawasan industri. Ahok mengatakan, pemerintah    tak ingin keduluan pihak swasta untuk mengembangkan kawasan-kawasan tersebut.    "Kalau sudah dibeli swasta, nanti jadi mahal," ujarnya.  Lantaran itulah, mereka    akan memanfaatkan perusahaan-perusahaan yang memerlukan izin pengembangan    usaha di kawasan tersebut. "Kami tidak akan meminta biaya perizinan,    tetapi meminta supaya dibantu mengembangkan wilayah tersebut, bisa dalam    bentuk tanah," katanya. Nantinya, biaya pembangunan akan ditanggung oleh    pemerintah, termasuk biaya infrastruktur dan perabotan dalam rusun yang    dibangun di kawasan tersebut.  | 
YOUR COMMENT
