| TRIBUNNEWS.COM,    JAKARTA -     Kaspersky Lab mencatat, sepanjang bulan Juni 2013,  para penyebar spam    telah mengeksploitasi atau mencatut  nama pendiri Apple, Steve Jobs    untuk menginfeksi pemilik email di seluruh dunia. Di bagian awal, email    acak yang diterima calon korban mengajak penerimanya untuk menguak rahasia    kesuksesan Steve Jobs, namun bagian isinya merupakan iklan sesi pelatihan    gratis. Penyelenggara pelatihan    berjanji bahwa hanya dalam waktu 1,5 jam mereka mampu mengajari bagaimana    menciptakan bisnis yang menguntungkan dari hobi kita. Steve Jobs digunakan    untuk menarik perhatian terhadap pelatihan tersebut. Selain email pelatihan    yang menjanjikan untuk mengungkap rahasia sukses Steve Jobs, pada bulan    Juni,  Kaspersky Lab sering menemukan pesan spam yang menawarkan diskon    besar-besaran untuk perangkat Apple. Agar email terlihat asli,    para penipu memasukkan nama perusahaan pada kolom 'From' meskipun alamat    email tersebut tidak ada hubungannya dengan Apple. Para pelaku email penipuan    ini menekankan bahwa barang yang ditawarkan sangat terbatas dan calon korban    harus cepat bertindak bila ingin mendapatkan barang tersebut. Trik seperti ini sering    digunakan untuk mendorong pengguna mengambil keputusan dengan cepat lalu    mengklik link yang ada dan memesan barang diskonan tersebut. Tema lain yang    dieksploitasi oleh para penyebar spam adalah tawaran masuk ke universitas di    Amerika serta tawaran pendidikan online sesuai keinginan. Email seperti ini sering    memasukkan tautan ke laman berisi formulir aplikasi untuk lembaga pendidikan    di atas. Menariknya, alamat laman situs tidak sama pada tiap email dan    seringkali baru dibuat pada hari surat tersebut dikirim. Mungkin beginilah    cara pelaku surat massal mengumpulkan data pribadi pengguna. "Pada bulan Juni,    para penyebar spam terus menggunakan trik yang familiar. Secara khusus, kami    mencatat beberapa surat massal mengiklankan baik rokok konvensional maupun    elektronik di mana para pelaku menggunakan layanan Google Translate untuk    memproses tautan spam. Selain itu, para penyebar spam menambahkan serangkaian    surat acak dan nama domain Google dalam berbagai bahasa pada bagian akhir    tautan", ujar Tatyana Shcherbakova, Analis Spam Senior, Kaspersky Lab dalam    keterangannya, Rabu (31/7/2013). | 
YOUR COMMENT
